Kamis, 03 Januari 2013

KOTA SALATIGA TEMPO DOELOE DAN SELANJUTNYA

Bangunan militer buatan tahun 1885 yang masih tersisa di Salatiga, dan sampai saat ini masih bisa dilihat wujudnya.

 Gunung Merbabu yang indah dipandang dari sekitar kompleks Tamansari

Gedung Kabupaten yang kemudian berubah menjadi gedung Kepatihan.Bangunan ini menghadap aloon-aloon dan sekarang dipakai oleh Polres kota Salatiga.

Rumah dinas Assisten Resident Salatiga, diambil dari pintu timur. Kantor Assisten Resident berada di sebelah barat, masih satu komplek dengan gedung ini

 
Dengan sentuhan Belanda, jalanan di kota Salatiga pada masa itu senantiaa terlihat cantik dan asri. Trotoar untuk pejalan kaki ditata rapi, jalanan bersih setiap hari dan suasana pun begitu teduh.



Aloon-aloon Kabupaten yang pernah berganti nama menjadi aloon-aloon Kepatihan ini akhirnya harus menjadi lapangan Pancasila.
  
Tempat inilah yang dijadikan titik sentral pusat kota oleh pemerintahan Gemeente Salatiga dulu. Lokasi ini sejak jaman dulu sampai sekarang selalu menjadi pusat keramaian kota Salatiga, SEKARANG MENJADI PUSAT KOTA SALATIGA.

Taman Sari yang indah dengan berlatar belakang Gunung Merbabu.

Lapangan tennis dengan pohon asam Jawa di sekitarnya ini sekarang sudah tidak ada lagi. Mal Tamansari yang berdiri kokoh telah menggantikannya.

 
Indische Kerk yang masih berdiri kokoh sampai hari ini sebagai GPIB 

Hotel Berg en Dal ini letaknya di sebelah selatan hotel Kalitaman. Kedua hotel tersebut berdiri di kanan kiri Tamansari.

Pusat perdagangan di Salatiga sejak jaman dulu ada di kawasan Chinese Wijk (sekarang jalan Jenderal Sudirman) ini.

Gunung Merbabu yang tampak indah dari Salatiga. Pemandangan gunung seperti ini sangat disukai oleh orang-orang Belanda yang tinggal di Salatiga 

 Pasar Kalicacing ini dibangun tahun 1901 dan direnovasi  pemerintah Gemeente pada tahun 1928.

 Auto standplaats dengan bus-bus yang masih kecil dan sederhana.

Beberapa bus ADAM tampak sedang berjajar di terminal. Bus-bus ini melayani jurusan Semarang-Salatiga atau Semarang-Solo via Salatiga.

SELANJUTNYA :















1 komentar:

Unknown mengatakan...

Aku jadi ingat waktu masih kecil, dimana alon-alon sebagai tempat bermainku dulu, baik itu bermain layangan, potong rambut dibawah pohon beringin yang rindang dimana dibawahnya banyak tumpukan rambut yang tebal, sepak bola dll. atau nyari kinjeng di kotapraja, naik diloteng bermain layangan sambil melihat pemandangan gunung merbabu yang indah di sore hari. wah rasanya sangat indah mengingat masa itu, rasanya sangat kangen Salatiga.

Y i t n o .