Kamis, 03 Januari 2013

SEKILAS JADI WARGA




JIWA YANG TULUS, KEHIDUPAN WARGA DALAM SUATU LINGKUNGAN

Bagaimanapun kondisi seseorang, oleh karena beberapa faktor yang menyebabkan rasa sakit hati akan terobati dan bisa  memaafkan jika yang menyakiti hati mau berubah dan minta maaf sebagai bukti lisan.
Jiwa yang tulus selalu sadar akan kondisinya sebagai manusia hambaTuhan, hamba yang tidak sempurna, hamba yang bisa salah, lupa dan teledor. Kita bisa lihat dalam dinamika kehidupan bagaimana kondisinya? Hanya jiwa-jiwa yang sehat yang peka dan tajam melihat kondisi-kondisi sebenarnya di masyarakat.
Manusia pada jaman sekarang sudah mulai mempengaruhi sebuah konsep yang dibentuk oleh pendahulu yang saat itu dirasa sangat benar/valid. “Ajining diri lumantar saking kedhaling lathi” yang artinya harga diri karena cara bicaranya. Masihkah seperti itu? Orang jahat takut kepada orang yang bicaranya baik atau takut pada orang yang bicaranya sangar dan dahsyat dengan penuh umpatan dan kata-kata mengancam. Kita berbicara tentang realita, seseorang mengumpat-umpat orang baik yang hanya masalah salah menempatkan tong sampah di sekitar rumah, yang diumpat minta maaf, karena dia orang baik. Bagaimana jika yang diumpat orang yang biasa mengumpat orang lain? Apa yang terjadi? Apakah orang baik itu mesti disenangi oleh tetangga-tetangganya? Seharusnya begitu, tetapi sekarang sudah tidak menjadi pathokan dalam berperikehidupan. Menjadi pathokan umum jika penilaian itu sudah menjadi lintas wilayah, bukan sekumpulan golongan.
Jiwa yang tulus didasari dengan kesadaran diri bahwa semua manusia adalah insan Tuhan, ciptaan Tuhan yang telah diwajibkan untuk saling tolong - menolong, saling mengasihi, dan saling menghormati. Mengapa terjadi suatu peristiwa merendahkan harkat dan martabat oranng lain, banyak tendensi untuk jiwa-jiwa yang tidak tulus, misalnya : ingin mencari kesan agar punya harga diri, lebih terhormat, lebih berwibawa, lebih benar, sok punya jabatan, sok disenangi warga, dan juga secara politik hanya untuk mengalihkan perhatian orang lain karena rasa takutnya terhadap kesalahan  dan kelemahan yang dimilikinya. Berusaha mencari kartu truf untuk menguatkan konsep atau pendapatnya.

PERENUNGAN  KEHIDUPAN WARGA :
1.    Tidak pernah rapat RT, besuk warga, isi jimpitan, kerja bakti, bisa menghujati pengurus dan ngrumpi tentang kelemahannya orang lain.
2.       Suka menyoroti kegiatan orang lain agar dinilai punya watak dan kebiasaan yang lebih baik.
3.       Suka menuduh orang lain agar kebusukan dirinya tidak terdeteksi.
4.       Merendahkan martabat orang lain agar dikira orang lebih terhormat.
5.       Sering mengkritik dan menggosip agar dianggap sudah menjalani hidup yang benar.
6.       Menghasut orang lain untuk punya rasa benci untuk membuat kesan bahwa dirinya lebih baik sikapnya.
HAL-HAL KONYOL YANG HARUS DIHINDARI :
1.       Mengajak diskusi dengan orang yang tidak tahu organisasi, hasilnya hanya masalah dikemudian hari.
2.       Mengajak orang yang suka  ribut,masuk dalam  organisasi.
3.       Berbuat baik itu diartikan cari kerjaan, sedangkan kerjaan sendiri telah menunggu.
4.       Berbuat baik adalah suatu hal yang istimewa.
5.       Menganggap orang lain hanya merugikan tetapi tidak merasa kalau dia juga sering merugikan.
BOBOT WARGA DALAM BERMASYARAKAT
1.       Apakah kita sudah menjalankan aturan yang diterapkan oleh pemerintah daerah setempat (RT/RW)?
2.       Seberapa sering kita ikut rapat RT, besuk orang sakit, kerja bakti?
3.       Apakah kata-kata kita termasuk pendamai atau penghasut sesama?
4.       Apakah kita pernah memberi usulan untuk kebaikan warga?
5.       Kita sering membantu menyelesaikan permasalahan atau memperkeruh permasalahan?
6.       Kita sering melakukan sandiwara untuk menutupi rencana jahat atau berperilaku ala kadarnya?
7.       Apakah kita adalah peran provokasi membentuk kebencian atau pelopor untuk mengajak orang lain berbuat baik?
8.       Pernahkah kita menyumbang kepada warga?
9.       Pernahkah kita menjadi pengurus RT/RW?
10.   Seberapa sumbangsih kita kepada warga?
11.   Apakah kita termasuk golongan yang mendukung pembangunan pemerintah setempat atau penghambat?

BAGAIMANA KITA BISA MENGATAKAN KALAU “ AKU ADALAH WARGA YANG BAIK?”, MARI KITA MERENUNG,…..

Tidak ada komentar: